“Perjuanganku
lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena
melawan bangsamu sendiri” inilah salah satu
kata-kata yang pernah dikumandangkan oleh pendiri bangsa ini Ir. Soekarno. Ini
juga sebagai pesan yang dititipkan kepada penerus bangsa untuk selalu ingat
untuk membangun bangsa ini kearah yang lebih baik. Di era perkembangan jaman
seperti saat ini sungguh banyak orang yang mencita-citakan bangsa ini untuk
maju, tetapi sangat sedikit orang yang bekerja nyata untuk memajukan bangsa
ini. Sering sekali kita mendengar orang yang meneriakan cinta tanah air tetapi
aksinya untuk cinta tanah air tidak ada. Lebih-lebih masalah sejarah bangsa dan
panca sila terkadang mereka hafal saja tidak apalagi mengamalkannya sebagai
pedoman hidup. Kembali lagi kita mengingat kata Bung Karno “Jas merah (jangan sekali-kali
meninggalkan sejarah)” dari kata-kata tersebut jelas bahwa kita harus
menghargai jasa para pahlawan yang berjuang untuk memerdekakan bangsa ini. Akan
tetapi sekarag kebanyakan orang tidak peduli akan sejarah dan pancasila
sehingga muncul pernyataan “Pancasila
Dalam Kegalauan” artinya pancasila sudah semakin ditinggalkan dan msyarakat
sudah semakin tidak perduli, dari 37 butir-butir pancasila tersebut sudah
semakin hilang.
Jika
dilihat dari sejarahnya pancasila digali dari bumi persada Indonesia oleh Ir.
Soekarno, pada saat itu sukarno sedang berada di kota Ende merupakan sebuah
kota di pulau Flores, tepat dibawah pohon sukun Soekarno menjahit ide-ide besarnya mengenai Indonesia
masa depan, termasuk ideology bangsa Pancasila. Dalam buku otobiografinya, Bung
Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Soekarno mengatakan: “Di pulau
Bunga yang sepi tidak berkawan aku telah menghabiskan waktu berjam-jam lamanya
merenungkan di bawah pohon kayu. Ketika itu datang ilham yang diturunkan oleh
Tuhan mengenai lima dasar falsafah hidup yang sekarang dikenal dengan
Pancasila. Aku tidak mengatakan, bahwa aku menciptakan Pancasila. Apa yang kukerjakan
hanyalah menggali tradisi kami jauh sampai ke dasarnya dan keluarlah aku dengan
lima butir mutiara yang indah.” Dari sana sangat jelas kita dapat tafsirkan
betapa besarnya cita-cita Soekarno untuk membangun bangsa ini, dan beliau tidak
ingin menepuk dada dengan apa yang beliau lahirkan. Tetapi setelah itu tercipta
sekarang semakin dditinggalkan oleh penerus bangsa ini. Terbukti dari hilangnya
pembelajaran tentang PPPP (Pedoman Pengamalan Peghayatan Pancasila), sehingga
masyarakat sekarang individual dan rasa nasionalis serta patriotismenya
menghilang.
Hampir 69 tahun bangsa Indonesia merdeka
dari penjajah, tetapi belum merdeka dari pendidikan, ekonomi, dan kesehatan
masih banyak kesenjangan yang terjadi di masyarakat, lebih-lebih dengan
pengaruh global sekarang ini masyarakat cendrung tidak peduli akan kearifan lokal
dan jati diri bangsanya. Jika dulu kepemimpinan Soekarno adalah orde lama,
Soeharto orde baru, setelah itu tahun 1968 lahirlah orde reformasi tetapi
setelah lahir reformasi semakin banyak terjadi penyimpangan terhadap Pancasila
dan tidak peduli lagi terhadap sejarah, korupsi semakin menjamur, masyarakat
semakin individual semangat gotong royong hilang, rasa nasionalisme dan patriotisme
memudar, masyarakat menjadi konsumtif, karena lebih bangga terhadap produk-produk
impor dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dari sekian banyak maslah yang
terjadi muncul pertanyaan, “ketika semua itu telah terjadi siapakah yang harus
bertanggungjawab? Maka jawabannya adalah semua lapisan masyarakat, dan komponen
negara, mulai dari keluarga-pemerintah, yang terpenting adalah dimulai dari kesadaran
diri sendiri. Karena kita hanya dititipkan negara ini untuk membawanya agar
lebih maju. “Ku titipkan bangsa dan negara ini padamu” inilah petikan
kata-kata Bung Karno mengajak agar kita selalu ingat pada jati diri. Serta “Bangunlah
Jiwanya Bangunlah Raganya Untuk Indonesia Raya” penggalan lirik lagu
ini mengingatkan kita harus membangin karakter terlebih dahulu baru pengetahuan
agar Indonesia jaya. Maka dari itu marilah kita belajar berbuat baik
benar dan betul jangan berbuat baik dan benar hanya kebetulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
INGAT KOMENTARNYA :